Melukiskan Perasaan

 


Perasaan sangatlah rumit, terkadang kita sendiri mungkin bingung dan tidak mengerti apa yang kita rasakan. Bahkan saking rumitnya bisa membuat kita salah mengartikan perasaan. Apalagi perasaan jatuh cinta.

Tidak sedikit orang yang merasa sulit untuk melogiskan perasaan abstrak bernama 'cinta' ini dengan jelas dan terstruktur sehingga dapat terukur dengan satuan baku.

Kebanyakan masih mencampur adukkan antara perasaan suka, sayang dan cinta yang pada dasarnya ketiga hal ini sangatlah berbeda.

Dengan mengetahui dan memahami ketiga rasa ini, kita dapat mendefinisikan cinta dengan sempurna dan paripurna tanpa terdistorsi dengan perasaan perasaan yang lain.


Berikut perbedaan ketiga rasa tersebut dari kaca mata saya. Saya sangat paham dan menghargai apabila kita menggunakan lensa yang berbeda.

  • Rasa Suka

Rasa suka adalah sebuah perasaan senang terhadap seseorang atau sesuatu. Rasa suka ini pasti memiliki sebuah alasan.

  • Mengapa kamu suka dia? Karena dia baik. Cantik. Pintar. Dlsb.
  • Mengapa kamu suka kucing? Karena dia lucu dan menggemaskan.
  • Mengapa kamu suka makan di warung makan favoritmu? Karena rasanya pas. Harganya ok. Dlsb.

Jadi, rasa suka itu mudah dipahami karena ia selalu memiliki alasan. Cukup dengan memiliki kelebihan maka seseorang atau sesuatu sangat mudah untuk disukai.

  • Rasa Sayang

Rasa sayang adalah sebuah perasaan ikhlas atau menerima sesuatu meski terdapat kekurangannya.

  • Kalau kita masih bisa menyukai seseorang meski kita tau kelemahan dan kekurangannya. Entah itu dia pemarah, dia menyusahkan, dia kasar, dia keras kepala, dia jelek, dia gemuk, dia pendek, dia pesek, dia cuek, dia skeptis, dia penggosip, dia bawel, dia pemalas, dia penakut, dia manja, dlsb. Itu namanya sayang.
  • Kalau kita rela tetap memberi makan dan merawat kucing dengan baik meskipun kucing tersebut sering poop sembarangan atau bahkan mencakar kita, itu namanya juga sayang.

Rasa sayang itu diukur dari seberapa besar penerimaan dan keikhlasan kita terhadap sesuatu meski sesuatu tersebut tak jarang merugikan atau bahkan melukai kita.

Berbeda dengan rasa suka, rasa sayang tidak selalu memiliki alasan. Itulah kenapa pertanyaan semacam 'kenapa sih kamu sayang aku/dia?' itu sulit untuk dijawab.
Karena memang pada dasarnya rasa sayang itu merupakan keikhlasan, dan keikhlasan itu susah untuk dijelaskan.

Oleh sebab itu, saat kita menyayangi seseorang, kita tidak akan menyadari kekurangannya. Jadi, kalau kita masih melihat kekurangannya dan bermasalah dengan itu, kita mungkin belum menyayanginya.

  • Rasa Cinta

Rasa cinta merupakan tingkatan selanjutnya serta gabungan antara rasa suka dan rasa sayang. Ketika kita memiliki alasan terhadap seseorang atau sesuatu dan ikhlas mau menerima kekurangannya serta rela melakukan sebuah pengorbanan terhadap sesuatu itu, maka itu adalah cinta.

  • Seorang ibu yang rela mempertaruhkan nyawa untuk keselamatan anaknya itu disebut cinta.
  • ‌Seseorang yang siap mati untuk membela negaranya itu juga disebut cinta.
  • Seorang yang rela berkorban waktu, tenaga, harta untuk kekasihnya itu juga disebut cinta.

Rasa cinta itu membutuhkan pembuktian.

Makanya jika ada yang mengaku cinta kadang kala akan ditanya 'apa buktinya?' Karena cinta itu sendiri adalah pengorbanan. Kalau tidak mau berkorban berarti bukan cinta namanya.

Namun, saya sempat berpikir dengan adanya beberapa pendapat yang mengatakan bahwa 'tidak ada yang namanya pengorbanan' dari sudut pandang orang yang mencintai. Karena orang yang masih menganggap semua yang dilakukannya adalah sebuah pengorbanan, 'biasanya' orang tersebut juga akan mengharapkan balasan. Dan apabila balasannya tidak sesuai, maka akan timbul rasa kekecewaan.

Lantas, bagaimana cara kita untuk membedakan apakah itu cinta atau bukan kalau bukan dari sebuah pengorbanan?

  • Seorang suami yang mau berkorban demi istrinya. Pertanyaannya, apakah suaminya juga mau berkorban untuk perempuan lain selain istrinya?
  • Seorang ibu yang mau berkorban untuk anaknya. Apakah dia juga mau berkorban untuk selain dari anaknya?

Berkorban disini berbeda dengan berbuat baik. Mungkin, si suami tadi bisa berbuat baik terhadap perempuan lain. Dan si ibu pun bisa berbuat baik kepada selain anaknya. Tetapi, kalau ditanya apakah dia mau berkorban? Belum tentu.

Karena memang faktanya, tidak mungkin ada orang yang mecintai seseorang begitu saja. Kita mungkin saja tiba-tiba merasa jatuh cinta kepada seseorang, tetapi apakah kita bisa tiba-tiba cinta (mau berkorban) untuk seseorang?

Tidak kan?

Kenapa?

Karena sebenernya cinta itu butuh alasan. Alasan itulah yang akan membuat kita bertahan. Kalau tidak ada alasan, maka cinta itu akan mudah hilang.

Maka dari itu, jika saat ini anda sedang mencintai seseorang beritahukanlah kepada orang itu, karena hati seringkali patah oleh kata-kata yang tidak mampu terucapkan. Sebab, hidup ini terlalu singkat jika digunakan hanya untuk memendam perasaan.

Namun dari itu semua, level tertinggi dari 'cinta' yang sesungguhnya hanya pantas disematkan kepada diri sendiri dan kepada Tuhan.


"Cinta itu ibarat Iman, tidak cukup hanya di dalam hati tapi harus diucapkan dan juga diwujudkan melalui perbuatan."

~ Andika Pramudya ~



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama